Minggu, Januari 29, 2006

Round the clock travel

Saturday, January 21, 2006

Pagi-pagi jam 6:10 Pak Marmo – driver kantor, sudah menelepon sedang menuju apartemen … untung sudah mandi, siap-siap dan tinggal pakai baju travel.
Di jalan menuju airport, nelpon Bunda dan lalu nelpon Mama-Papa. Tiba di airport jam 7 lebih sedikit. Check-in untuk window seat sampai LAX dari CGK. Bagasi di-flight-connect sampai DFW, tinggal chek-in di LAX untuk terbang ke DFW nanti.

Boarding jam 09:20 ke pesawat Boeing 777-300/ Jubilee, nomor penerbangan SQ153. Take-off sekitar jam 09:45 (GMT +7). Flight maximum altitude 10972 m, ground speed 898 kph, outside air temperature –46 centigrade. Landed at Changi Airport +- 12:20 Singapore time (GMT +8).
Di Changi ada yang baru: KOI pond and Orchard Garden. A very beautiful view for a modern airport lounge. Wow! Sambil latihan ngambil foto-foto pakai Olympus Camedia C3000-Zoom – ngetes kemampuan kamera (dan latihan moto sih …) di setting manual dan semi-auto. Lensanya AF Zoom 6.5 – 19.5 mm 1:2.8 pada 3.3 Mega-Pixel.

Boarding at 15:30, Airbus A350 Flight Number SQ20 took off from Singapore at 16:15 (GMT +8)… the longest flight I’ve ever been into. Dapat tempat duduk di 35A window. Di udara nonton Corpse Bride, Transporter 2, Myth-nya Jackie Chan, dan Pooh Book The Movie. Sempat ndengerin 8th Habit-nya Stephen R. Covey audio book.
Tak lama setelah take-off dapat crackers dan Mexican dip-sauce, entah apa namanya … o ya it’s Nachos and the tasty Nachos sauce. Ayah dapat makan malam setelah sekitar dua jam di udara, menunya “Smoked Salmon with mesclun and caper” untuk starter, roll bakery and butter, lalu main event-nya “Chicken ragout with ceps mushroom served with fresh pasta and tomato” yang menurut dinner menunya exclusively created by a master chef from France for SQ. Kemudian ada “cheese and crackers” dilanjutkan dengan ice-cream dan penutup dengan orange juice dan segelas anggur merah.

Begitu langit di belakang pesawat kemerah-merahan menuju malam, jendela-jendela pesawat ditutup dan lampu kabin diredupkan. Bila ada yang ingin membaca atau aktivitas lain yang butuh cahaya, tinggal menggunakan personal light yang tersedia di tiap kursi. O ya, di tiap kursi pesawat ada remote control untuk entertainment program selama penerbangan dan masing-masing disediakan sterilized earphone untuk itu. Maximum ground-speed pesawat yang sempat tercatat adalah 1105 kph, di ketinggian 11877 m, dengan outside temperature –54 centigrade … brrr …

Sebelum makan pagi ditawarkan hot-towel untuk passenger refreshment … ya, sesuai banget, ayah jadi terbangun setelah ‘cuci muka’ dengan handuk hangat itu. Lalu tak lama kemudian ditawarkan breakfast dengan menu fresh picking Yoghurt with fresh mango and honey, disambung dengan griddled hotcake served with maple syrup, scrambled egg, chicken sausage and cherry tomato dan lalu “Stir-fried noodles with roast duck and vegetables” served with steamed pork “siew-mai” ala Hongkong’s master chef exclusively for SQ. Lalu ada bakery rolls and butter and fruit jam, dengan minuman hangat secangkir teh.

Touchdown di LAX remote-bay terminal sekitar jam 3:15 Pacific Time (GMT –8) di hari yang sama dengan ketika take-off. Taxi-ing pesawat makan waktu sekitar 15 menit sebelum para penumpang dapat keluar pesawat. Passengers harus naik coach-bus ke main arrival terminal. Di sana antri imigrasi tidak separah ketika 2002 dulu … hanya sekitar 15menit antrian imigrasi. Ayah sempat ngantri keluar tanpa mengambil bagasi tapi lalu ditanya petugas mana bagasinya. Ternyata semua bagasi harus diambil dulu oleh masing-masing penumpang. Balik lagi deh ke baggage carousel … Bagasi cukup lama keluarnya dan kemudian ngantri keluar untuk duty-report. Baggage harus diambil di LAX arrival carousel untuk lalu di-drop-off di domestic connection flight baggage drops off.

Keluar international arrival terminal, ayah sempat diberitahu petugas untuk menuju gate no. 4 … ngantri shuttle bus ke domestic flight terminal, ayah pikir. Begitu berjalan ke gate no. 4, disitu tertera American … cocok dengan pesawat ayah berikutnya … melongok-longok ke dalam, koq kayanya ini arrival terminal juga … mana departure-nya?
Naik tangga ke upper level (lantai dua) ndak ada tanda-tanda check-in counter-nya. Lalu ya ayah turun lagi, ngantri di terminal bis di bawah tanda biru (Interconnecting Airport Shuttle Bus).
Sepuluh menit kemudian dapatlah shuttle bus it dan naik … di dalam bis disebutkan setiap macam penerbangan di next stop, tidak ada American Airline! Wah … sampai kemudian ayah nanya ke bus-driver, dimana American Airline bus-stop-nya. Dijawab “a few next stops”. Ok, deh … lalu duduk lagi sambil masang telinga untuk ndengerin pengumuman penerbangan-penerbangan di tiap halte yang dilewati bus ini. Owalah … bus ternyata sudah kembali ke tempat semula ketika disebut American Airline, di tempat ayah nunggu dan naik bus tadi. Hehehe … lalu masuk sajalah ke dalam pintu yang ada tulisannya “American” di atasnya. Di dalam, tampak puluhan orang ngantri di seberang ujung hall yang ayah masuki. Tapi persis di depan pintu, cuma ada beberapa orang saja yang ngantri.

Oo… ada petunjuk departure gate untuk penerbangan AA2468 ke DFW adalah Gate 49A. Segera mengikuti petunjuk, ayah berjalan ke atas melewati escalator lalu ngantri di security check. Begitu giliran ayah tiba, diperiksalah tiket yang ayah pegang oleh petugas (ibu-ibu Negro) … dibilanglah bahwa ayah harus punya boarding pass dulu sebelum bias masuk. Ditunjukin tempatnya dibawah. Wah … ternyata electronic check-in counter yang persis di depan pintu yang ayah masukin tadi. Di situ ada dua orang sedang di-servis ama petugas check-in, tapi di samping-samping ada automated check-in screen. Di layarnya ada pilihan: Check-in with baggage, Express Check-in without baggage, dan Check Baggage only.

Karena ayah punya dua tas di bagasi pesawat yang sudah di-drop-off tadi, ayah milih pilihan yang pertama. Layarnya sudah touch-screen. Touch-touch-touch … selesai. Keluar print-out dari situ … lalu dihampirin petugas … dibilang masukan kedua tas yang akan di check-in. Wah … kan dua tas tsb sudah di drop-off tadi. Petugas manggut-manggut tersenyum, menggiring ayah ke counter yang lain sambil membawa semua printout hasil pencet-pencet ayah tadi. Lalu ayah jelaskan yang ayah pikir tadi dengan milih check-in with baggage, dan minta tolong kepadanya untuk memeriksa apakah bagasi ayah sudah di-connect ke pesawat ayah berikutnya.
Petugasnya ramah … tidak marah dengan kesalahan ayah tadi. Dia lalu mencet-mencet keyboard komputernya sambil sesekali melihat kertas-kertas printout tadi. Semenit dua menit, dia selesai dan ayah diberikan boarding pass berikut amplopnya. Dua baggage tags yang ndak jadi dipakai disimpan olehnya.

Terbang dengan pesawat Boeing 757 di ketinggian maksimum 33,000ft, mendarat di Dallas-Fort Worth (DFW) airport tepat waktu 23:25 (GMT –6). Bagasi cepat keluarnya dalam hitungan menit. Lalu keluar menunggu shuttle bus ke Car Rental, tak sampai lima menit. Car Rental Drive ternyata cukup "jauh" bila jalan kaki ... 10 menit perjalanan dengan bus ini.
Petugas di "National Rental Car" counter seorang gadis tampangnya sih 20-an tahun ... sendirian lagi, berani juga. Langsung saja ayah menyapa lalu memberikan nomor booking-nya (Car Rental Reservation Number loh ... bukan yang lain). Lalu ditanya apakah jadi yang Intermediate Sedan? Hhhmmmm ... downgrade saja deh ke Compact Car, kan cuma sendirian di mobil nantinya.
Jadilah menyewa Compact Car ... dengan full coverage insurance plus third-party-accident-waiver. Si-mbak tadi lalu memberikan selembar print-out berisi detail biaya untuk dikonfirmasi. ... Oke ... initial di sub-total1, subtotal2 dan total initial cost. Tanda tangan di lembar terakhir yang menyatakan ayah mengerti dan setuju dengan biaya-biaya tersebut. Kemudian diberitahu bahwa ayah tinggal keluar dari Counter National lewat pintu kecil di samping counter, turn left - follow the walkway ... the compact car row is the second farthest row. Tinggal pilih salah satu mobil yang ada di barisan itu.

Melongok keluar pintu, waahh ... berjajar mobil-mobil yang siap disewakan. Di tiang-tiang betonnya terpampang macam-macam kelas mobil. Di barisan sebelah kanan terpampang SUV dari standard sampai luxury, dan tampak juga minivan di kejauhan lurus di depan pintu. Ayah belok kiri, melewati Luxury, Premium, Fullsize, Intermediate, lalu nah ini dia Compact. Di belakang papan nama itu ada lima Chevrolet Cobalt warna merah, hitam dan putih. Mengamati dengan seksama satu per satu ... hoho ... ada satu yang hanya punya dua pintu. Lalu ayah masuk ke dalam Chevy Cobalt merah dua pintu itu dan duduk sebentar di belakang kemudinya.
Oke, ambil!

Tidak ada komentar: